Bertumbuh dalam Keserupaan dengan Kristus - Hari 4

Keserupaan dengan Kristus melalui rekonsiliasi/pendamaian

Pengantar

Topik hari ini adalah rekonsiliasi.

Uskup Agung Canterbury, Justin Welby, menulis hal ini di situs webnya:

Rekonsiliasi adalah inti dari panggilan Kristus kepada mereka yang mengikut-Nya.

“Rekonsiliasi adalah salah satu keperluan terbesar dan tantangan terberat bagi kita sebagai manusia. Di dunia yang dilanda konflik, perpecahan, dan ketidakpedulian, Gereja mengemban peranan penting sebagai komunitas pendamai. Yesus memanggil kita semua untuk mengasihi Tuhan, sesama, diri sendiri, dan mengasihi musuh-musuh kita -- sebuah perintah yang menantang, tanpa terkecuali.

Kata ‘mendamaikan’ secara harfiah berarti menyatukan -- atau menyembuhkan -- apa yang sudah rusak. Penyembuhan ini lebih dari sekadar tidak adanya konflik. Hal ini tentu saja bukan tentang menekan perbedaan. Rekonsiliasi itu tentang upaya mengubah hubungan yang sudah rusak atau destruktif menjadi hubungan kepercayaan yang membawa kehidupan baru.”

Kristus adalah teladan kita dalam hal ini. Dia mendamaikan kita dengan Allah melalui kematian dan kebangkitan-Nya dan menurut 2 Korintus 5:18 dan 19, Dia telah memberikan kepada kita sebuah pelayanan dan pesan pendamaian.

Untuk menggali lebih dalam tentang hal ini, mari kita renungkan sebuah kisah yang sangat kita kenal. Kisah tentang anak yang hilang. Saya yakin Anda sudah tidak asing lagi dengan kisah ini.

Kisah Kitab Suci

Ada dua orang anak laki-laki. Yang lebih muda mengambil warisannya, menghambur-hamburkannya, dan jatuh miskin. Ia kembali kepada ayahnya untuk meminta pengampunan dan menjadi seorang hamba. Ayahnya dengan lapang dada dan sukacita mengampuninya dan mengembalikannya sebagai anak. Kita mengambil kisah ini dalam Lukas 15 ayat 25

Lukas 15:25-31

25 Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. 26 Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. 27 Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. 28 Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. 29 Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. 30 Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. 31 Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. 32 Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”

Secepat mungkin, kita akan membagi diri menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari empat meja. Satu kelompok meja dalam setiap kelompok yang lebih besar ini akan memilih sebuah adegan dari bagian kisah yang baru saja dibaca dan membentuk tablo -- yang merupakan representasi dari bagian kisah tersebut. Mereka kemudian akan mengundang orang-orang lainnya dalam kelompok yang lebih besar itu untuk mengajukan pertanyaan kepada karakter mereka. Tidak ada pertanyaan yang salah, tetapi untuk memulai, Anda mungkin mau bertanya: “bagaimana perasaan Anda?”, “apa yang Anda pikirkan?”, “apakah ini yang Anda harapkan terjadi?”. Ini adalah cara yang sangat membantu untuk menggali motivasi dan emosi setiap karakter.

…Sekarang kembalilah ke meja Anda dan pertimbangkanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini

Refleksi bersama:

  • Bagaimana kisah ini menantang Anda sebagai pemimpin organisasi yang menghadapi tantangan dalam bermitra dengan pihak lain?
  • Apakah ada situasi yang berkaitan dengan organisasi di lingkungan Anda, yang mungkin memerlukan rekonsiliasi? Bagaimana Anda dapat menjadi agen rekonsiliasi?

Kisah aliansi

Mari kita simak sebuah kisah dari Ghana tentang bagaimana penerjemahan membawa rekonsiliasi di sebuah komunitas.

Tampilkan video - kisah rekonsiliasi dari GILLBT

 

07/2024 Global

Keadaan Amanat Agung

Dua ahli Aliansi merefleksikan laporan penting dari the Lausanne Movement [Gerakan Lausanne]

Baca selengkapnya

10/2023 Asia Pacific

Tuhan membuka jalan

Saksikan dedikasi Perjanjian Baru Melayu Ambon dan pelajarilah mengapa terjemahan ini diperlukan.

Baca selengkapnya

03/2023 Global

Aliansi dan tahun di hadapan kita

Menatap tahun 2023 bersama Stephen Coertze, direktur eksekutif Aliansi Wycliffe Sedunia

Baca selengkapnya