Bertumbuh dalam Keserupaan dengan Kristus - Hari 3
Pengantar tentang Sabat
Jo Johnson:
Ketika saya tumbuh dewasa, saya mempunyai orang tua yang sangat berkomitmen untuk memelihara hari Sabat. Saya pikir motivasi mereka baik, tetapi saya tidak pernah mengerti “mengapa” mereka melakukannya. Akibatnya, bagi saya, memelihara hari Sabat hanyalah sebuah daftar hal-hal yang tidak boleh saya lakukan, bukannya sebuah pengalaman sukacita akan ritme istirahat dan kerja Tuhan. Pelajaran masa kecil tersebut tetap melekat pada diri saya dan selalu ada satu hari dalam seminggu ketika saya tidak membuka email. Namun, hari itu tidak selalu benar-benar hari istirahat.
Sabat adalah sebuah disiplin, bagian dari kerangka kerja rohani yang dapat kita terapkan agar tetap sehat secara rohani dan jasmani. Mempelajari cara menjalankan Sabat adalah sebuah perjalanan dan bagi sebagian orang, hari ini adalah langkah pertama. Kami mengimbau, di mana pun Anda berada dalam perjalanan ini, terimalah dengan sepenuh hati. Saya meminta Katharina untuk berbagi kisahnya tentang mengapa ia mengembangkan ritme Sabat dalam hidupnya.
Katharina: (sekarang akan ditampilkan dalam bentuk video karena Katharina tidak dapat hadir)
"Saya dibesarkan dalam sebuah keluarga yang memelihara hari Minggu, meskipun ayah saya, sebagai seorang pendeta, harus bekerja. Namun saya memperhatikan bahwa hari Minggu bukanlah hari untuk mengerjakan pekerjaan rumah atau pekerjaan rumah tangga (selain memasak, dll.). Juga di Jerman, ada banyak peraturan (tidak boleh memotong rumput, tidak boleh berbelanja, tidak boleh menjemur cucian di luar, dll.) yang menunjang hadirnya rasa damai secara umum (meskipun hari-hari ini peraturan-peraturan tersebut lebih sering dilanggar).
Kemudian saya menjadi seorang guru, yang merupakan salah satu pekerjaan di mana banyak orang menggunakan hari Minggu untuk bersiap-siap menghadapi minggu berikutnya, mempersiapkan pelajaran, dll. Namun, saya sudah mengalami berkat dari memberikan sebagian dari sumber daya yang diberikan Tuhan (keuangan, waktu, karunia) kembali kepada-Nya, jadi saya memutuskan untuk juga berbagi hari Minggu dengan-Nya. Dalam pemahaman orang Yahudi, sebuah hari yang baru dimulainya pada sore hari (misalnya Kej. 1:13 “Jadilah petang, lalu jadilah pagi”, dsb.) dan dengan demikian, sebuah hari juga berakhir pada sore hari. Jadi, saya membentuk kebiasaan untuk memulai hari Sabat saya pada Sabtu malam dan mengakhirinya pada Minggu malam dengan persiapan untuk minggu yang baru. Hingga sekitar pukul 6 sore, hari Minggu terasa tidak ada beban. Sangat membantu saya untuk membiasakan diri mempunyai waktu di mana tidak ada orang lain yang menuntut perhatian saya dan tidak ada kewajiban yang harus saya penuhi selain mempunyai waktu libur.
Kemudian saya tinggal di Pasifik Selatan, di mana perayaan hari Minggu dengan kebaktian di gereja dan “toonai” (makan siang hari Minggu) adalah bagian dari budaya. Sungguh suatu kebahagiaan untuk menikmati ibadah bersama, kemudian pulang ke rumah dan menyantap makanan yang sering kali sudah disiapkan pada hari sebelumnya, bersekutu satu sama lain, dan beristirahat. Untuk sementara waktu kami menghabiskan hari Minggu bersama dengan beberapa teman, makan ala botram dan menikmati persekutuan yang baik. Bagi saya, memelihara hari Sabat, biasanya pada hari Minggu, adalah bagian penting untuk mengisi kembali dan mendapatkan energi baru untuk minggu yang baru. Gagasan untuk merayakan “Erev Shabbat”, pada malam sebelum hari Sabat pada zaman Alkitab dan Israel modern, juga merupakan tradisi yang saya nikmati, di mana saya berada bersama dengan orang-orang percaya Mesianis. Gagasan untuk bekerja selama seminggu untuk mengerjakan apa yang perlu dilakukan dan kemudian menenangkan diri untuk beristirahat selama satu hari adalah salah satu yang, saya percaya, sudah Tuhan taruh di dalam hati kita. Hal ini mengingatkan kita bahwa kita bukan ‘budak untuk bekerja’, tetapi bebas untuk bersekutu dengan Tuhan."
Pada sesi ini, kita akan meluangkan waktu untuk BERHENTI
Saya mengimbau Anda untuk menenangkan hati dan memfokuskan pikiran Anda pada Tuhan. Anda mungkin hendak menarik napas dalam-dalam atau berdoa.
Jeda untuk berdoa
Dalam keheningan, saya mengimbau Anda untuk menyerahkan kepada Tuhan, semua hal yang membebani pikiran Anda dan memohon agar Ia mengurusnya.
Jeda untuk berdoa
Bersama-sama, mari kita berdoa
Allah peristirahatan,
Hari ini saya membuat pilihan aktif
Untuk masuk ke dalam peristirahatan-Mu,
Dan bergabung dengan-Mu
Dalam bersukacita di dunia yang baik, yang sudah Engkau ciptakan,
Dan memimpikan dunia sempurna yang akan Engkau buat kembali.
Saya memilih untuk melepaskan diri,
Dari tuntutan dan batas waktu,
Dari tekanan kinerja,
Dari layar yang berkedip-kedip,
Dari apa yang merampas sukacita jiwa saya,
Dan dari cara-cara di mana dunia
Berusaha mendefinisikan dan membentuk identitas saya.
Saya memilih untuk fokus,
Pada pengukuhan dan kasih-Mu,
Pada perayaan kebebasan,
Pada penyembahan dan pada firman-Mu,
Pada kenikmatan dari apa yang memenuhi jiwa saya dengan sukacita,
Dan mengingatkan saya akan identitas saya di dalam Kristus,
Sebagai anak Allah yang sangat dikasihi-Nya. Amin.
Dari “doa untuk hari Sabat” https://christchurchlondon.org/2021/05/a-prayer-for-sabbath/
Pengantar tentang Sabat
Sepertinya tepat sekali ketika kita menjalankan Sabat bersama untuk meluangkan waktu merenungkan apa itu Sabat dan bagaimana kita dapat mengedepankan prinsip-prinsip Sabat dalam organisasi kita.
Kami sudah membagikan sedikit pengalaman kami tentang Sabat dan bagaimana Tuhan sudah menantang pemahaman dan pola pikir kita. Yesus memelihara hari Sabat, dan kita melihat kisah-kisah di dalam Injil di mana Dia tidak mengikuti aturan manusia, tetapi berfokus pada prinsip-prinsip tentang apa itu hari Sabat. Dia pergi ke Sinagoge dan terlibat dalam ibadah bersama (Yohanes 5:1-9). Dia menghabiskan waktu di tengah-tengah masyarakat dan makan bersama dengan orang-orang lainnya (Markus 1:21). Dia menyembuhkan mereka yang terluka (Markus 3:1-5). Dia mengingatkan kita bahwa hari Sabat diadakan untuk kebaikan kita dan juga untuk menghormati Allah (Markus 2:28).
Dalam banyak budaya kita, bekerja keras adalah tanda kesuksesan. Saya jarang melihat ada orang yang bekerja lebih keras daripada banyak orang dalam gerakan penerjemahan Alkitab. Semangat kita untuk Tuhan, rasa urgensi kita terhadap tugas-tugas yang diberikan-Nya kepada kita, dan bahkan mungkin dorongan hati kita sendiri dapat membuat kita bekerja terlalu keras dan beristirahat terlalu sedikit. Mari kita simak sebuah kisah dalam Lukas 10 yang berbicara tentang hal ini.
Zac untuk membawakan kisah Maria dan Marta dalam Lukas 10:38-42 sebagai kisah Alkitab lisan.
Dalam kelompok, mari kita diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini
Pertanyaan diskusi:
- Apakah Sabat merupakan bagian dari ritme hidup Anda saat ini atau tidak?
- Apakah ada hal yang Anda dengar hari ini yang mengejutkan atau menantang Anda?
- Apa saja rintangan-rintangan yang menghalangi kita untuk menjalankan Sabat? Bagian mana dari Sabat yang menurut Anda sulit untuk dipelihara?
- Dengan cara apa Anda dapat mendorong orang-orang dalam organisasi Anda untuk mempraktikkan Sabat? Adakah hal-hal yang dapat Anda lakukan bersama-sama?
Tahun lalu, Wycliffe Jerman memfokuskan sepanjang tahun pada tema Sabat. Kami meminta Susie Krueger untuk menjelaskan lebih lanjut (video).
News
Lihat semua artikelKeadaan Amanat Agung
Dua ahli Aliansi merefleksikan laporan penting dari the Lausanne Movement [Gerakan Lausanne]
Baca selengkapnyaTuhan membuka jalan
Saksikan dedikasi Perjanjian Baru Melayu Ambon dan pelajarilah mengapa terjemahan ini diperlukan.
Baca selengkapnyaAliansi dan tahun di hadapan kita
Menatap tahun 2023 bersama Stephen Coertze, direktur eksekutif Aliansi Wycliffe Sedunia
Baca selengkapnya